Mengapa Banyak Negara Mengalami Kegagalan
Kebangkrutan sebuah negara disebabkan berbagai
faktor seperti yang telah dijelaskan pada artikel. Salah satunya yakni
fasilitas untuk pengembangan yang memadai yang diperuntukkan bagi kaum-kaum
kecil dalam satu negara. Sebagai contoh jika seorang petani hanya menggunakan
cara-cara tradisional saja dalam mengolah lahannya maka hasil yang diperoleh
tidaklah seimbang dengan usaha yang mereka lakukan. Selain itu waktu yang
tersita dalam pemrosesan hasil panen juga akan membutuhkan waktu yang lama.
Lain lagi jika mereka para kaum kecil diberi bantuan entah itu langsung ataupun
cicilan untuk peralatan pertanian maka pertanian dari negara tersebut akan
dapat berkembang dan maju. Tetapi permasalahn yang terjadi di beberapa negara
yang mengalami kebangkrutan adalah dikarenakan oleh sektor-sektor vital dan
fasilitas pendukung hanya bisa dinikmati oleh kaum-kaum elit negara tersebut.
Dalam suatu negara yang berkembang tentunya kaum elit tersebut jumlahnya
mungkin tidak lebih dari 20% dari jumlah penduduk keseluruhan negara tersebut.
Hal lain berikutnya yang mempengaruhi kebangkrutan atau keterpurukan suatu
negara juga memang bayak dikarenakan kaum-kaum elit mereka yang secara kasar
dapat dikatakan merampas perkembangan kaum kecilnya yang notabennya merupakan
mayoritas orang dalam suatu negara. Sering kali terjadi perasaan khawatir dari
kaum kecil dalam pengembangan potensi mereka. Yang mereka khawatirkan adalah
sering kali terjadi ketika sebuah potensi dari mereka ditata sampai berkembang
namun dalam ujungnya diambila alih atau yang merasakan hasil jerih payah mereka
hanyalah kaum elit yang memiliki otoritas yang lebih tinggi dari mereka.
Otoritas tersebut dalam diwujudkan dalam aturan yang mereka buat yang cenderung
lebih menguntungkan kaum autokrat atau kaum elit.
Faktor lain yang menjadi penyebab dari keterpurukan
suatu negara menurut Jeffrey Sachs juga ada yang berasal dari internal negara
tersebut sendiri. Hal itu meliputi faktor georafis termasuk di dalamnya karena
kondisi tanah yang kurang baik, kekurangan sungai untuk irigasi, dan juga penyakit
dari daerah tropis, faktor budaya, iklim, dan faktor lainnya. Untuk faktor
geografis, tentu kualitas tanah sangat penting dalam pengembangan perekonomian
khususnya dalam bidang pertanian. Jika kualitas tanah yang ada kurang baik atau
bahkan buruk tentu hasil yang dicapai dari sektor tersebut akan sangat minim
yang tentu cenderung tidak efektif dalam pengembangannya. Seperti kita tahu
bahwa sektor pertanian merupakan salah satu sektor utama dalam pengembangan
ekonomi suatu negara. Kemampuan para petani dalam mengelola sistem irigasi dari
lahan pertaniannya juga berpengaruh pada proses pengembangan pertanian itu.
Faktor lain yakni faktor budaya suatu negara dalam pembuatan kebijakan juga
menentukan perkembangan negara tersebut. Budaya itu bisa mengkonstruksi cara
pemikiran para penguasa dalam menentukan kebijakannya. Hal ini bisa saja
menguntungkan bagi rakyat hanya jika pemimpin mereka benar-benar dapat mencakup
kepentingan secara keseluruhan bukan hanya pada kepentingan pihak tertentu.
Seperti juga permasalahan dalam negara maju seperti
Amerika yang menurut banyak pengamat dalam Senatnya banyak dipengaruhi oleh
kaum-kaum kaya yang tentunya memungkinkan aturan yang dibuat banyak
menguntungkan kaum tersebut. Selain itu juga banyak usaha pengembangan perekonomian
yang sudah mulai dimasuki atau dipengaruhi oleh kepentingan-kepentingan politik
dari pihak-pihak tertentu. Hal ini tentu sangat ironis mengingat mereka yang
memiliki otoritas tersebut adalah orang-orang yang memiliki tanggung jawab atas
rakyat negaranya. Jika hal ini terus dilakukan maka Amerika akan mendapat
masalah yang besar yakni permasalahan ekonomi yang bisa juga berujung pada
kegagalan ekonomi yang serius. Jika kepentingan politik yang memainkan aturan
di pengembangan ekonomi, maka yang terjadi adalah tidak lebih dari sebuah
skenario yang dibuat untuk menguntungkan pihak tertentu. Di Amerika sendiri
telah banyak isu yang beredar dalam masyarakat akan rasa khawatir masyarakat
tentang kondisi perekonomian di Amerika yang ditakutkan akan mengalami sebuah
keterpurukan jika semakin lama banyak kepentingan politik yang menyetir sistem
perekonomian disana. Hal itu dikarenakan melihat pengalaman yang terjadi pada
perekonomian Irak yang dijalankan oleh Amerika setelah invasi yang dilakukan
pada tahun 2003 dimana sistem perekonomian tersebut dirombak total oleh Amerika
dengan membuka jalan bagi pasar bebas. Banyak perusahaan yang dulunya milik
negara diambil alih oleh pihak swasta. Sangat riskan melihat perekonomian
mereka yang kini kacau karena hal tersebut. Tentu itu menjadi salah satu
kekhawatiran bagi sejumlah warga Amerika. Jika perekonomian Amerika bisa kacau
seperti itu pada suatu saat nanti.
Mengapa suatu negara bisa gagal juga bisa
dikarenakan adanya perbedaan sistem politik dan ekonomi masing-masing negara. Politik
pasar yang berkembang saat ini adalah isu tentang pasar bebas. Mungkin bagi
sebagian negara sistem pasar seperti ini dirasa menguntungkan bagi negara yang
memiliki kapabilitas perekonomian yang baik, lain halnya dengan negara yang
masih berkembang yang masih dalam usaha memajukan perekonomiannya, jika
dihadapkan pada pasar bebas tentu akan sangat merugikan mereka. Sebagai contoh
Indonesia, jika pasar bebas diterapkan juga di Indonesia maka yang terjadi
adalah usaha-usaha kecil menengah yang ada akan kalah bersaing dengan produk asing
yang biasanya lebih berkualitas dan juga lebih murah tentunya karena
ditiadakannya pajak untuk bea ekspor impor. Hal seperti itu merupakan salah
satu ciri dari kapitalisme yang menguntungkan mereka yang kuat dan semakin
melemahkan mereka yang lemah. Dalam sistem ini setiap individu bertanggung
jawab atas perekonomian mereka sendiri. Namun dari adanya sistem ini juga ada
sisi positifnya yakni memacu usaha dari setiap negara untuk mengembangkan
produk-produknya untuk ikut bersaing dengan produk asing yang sudah terlebih
dahulu memiliki nama besar. Oleh karena itu jika usaha yang dilakukan oleh para
produsen ini tidak mendapat dukungan dari pemerintah sebagai pembuat kebijakan,
maka bukan tidak mungkin negara kita bisa terpuruk karena kalah bersaing dalam
pasar bebas, dan mungkin saja dampak terburuk yang bisa didapat yakni
keterpurukan berbagai sektor khususnya ekonomi dapat dimungknkan terjadi bila
system yang ada tetap seperti itu.
Adanya negara yang sukses dan juga negara yang gagal
hanya tergantung bagaimana negara tersebut mengurus rumah tangga mereka
sendiri. Jika pilihan yang diambil tepat maka keberhasilan negara tersebut akan
mengekor dibelakangnya. Secara teori memang seperti itu, tapi dalam kenyataan
tidak selalu sama dengan teori yang ada. Seringkali apa yang diprediksikan tidak
sesuai kenyataan yang terjadi. Untuk itu kebijakan suatu negara harus menjadi
tanggung jawab yang serius bagi para pembuat keputusan dalam negara, dimana
sangat penting untuk memikirkan dampak dari kebijakan yang akan dibuat baik
dari sisi positif maupun sisi negatif. Dalam sistem hubungan internasional saja
negara dalam membuat kebijakan luar negerinya memiliki prinsip jika salah satu
negara mendapat keuntungan maka yang lain tidak hanya tidak mendapat apa-apa
tetapai dapat juga dikatakan rugi. Oleh karena itu kebijakan yang baik akan
menguntungkan negara itu, sebaliknya jika kebijakan tidak dipertimbangkan
dengan seksama maka bukan tidak mungkin akan mendatangkan kerugian bagi negara
tersebut.