Sabtu, 09 Juni 2012

NEGARA GAGAL



Mengapa Banyak Negara Mengalami Kegagalan
Kebangkrutan sebuah negara disebabkan berbagai faktor seperti yang telah dijelaskan pada artikel. Salah satunya yakni fasilitas untuk pengembangan yang memadai yang diperuntukkan bagi kaum-kaum kecil dalam satu negara. Sebagai contoh jika seorang petani hanya menggunakan cara-cara tradisional saja dalam mengolah lahannya maka hasil yang diperoleh tidaklah seimbang dengan usaha yang mereka lakukan. Selain itu waktu yang tersita dalam pemrosesan hasil panen juga akan membutuhkan waktu yang lama. Lain lagi jika mereka para kaum kecil diberi bantuan entah itu langsung ataupun cicilan untuk peralatan pertanian maka pertanian dari negara tersebut akan dapat berkembang dan maju. Tetapi permasalahn yang terjadi di beberapa negara yang mengalami kebangkrutan adalah dikarenakan oleh sektor-sektor vital dan fasilitas pendukung hanya bisa dinikmati oleh kaum-kaum elit negara tersebut. Dalam suatu negara yang berkembang tentunya kaum elit tersebut jumlahnya mungkin tidak lebih dari 20% dari jumlah penduduk keseluruhan negara tersebut. Hal lain berikutnya yang mempengaruhi kebangkrutan atau keterpurukan suatu negara juga memang bayak dikarenakan kaum-kaum elit mereka yang secara kasar dapat dikatakan merampas perkembangan kaum kecilnya yang notabennya merupakan mayoritas orang dalam suatu negara. Sering kali terjadi perasaan khawatir dari kaum kecil dalam pengembangan potensi mereka. Yang mereka khawatirkan adalah sering kali terjadi ketika sebuah potensi dari mereka ditata sampai berkembang namun dalam ujungnya diambila alih atau yang merasakan hasil jerih payah mereka hanyalah kaum elit yang memiliki otoritas yang lebih tinggi dari mereka. Otoritas tersebut dalam diwujudkan dalam aturan yang mereka buat yang cenderung lebih menguntungkan kaum autokrat atau kaum elit.
Faktor lain yang menjadi penyebab dari keterpurukan suatu negara menurut Jeffrey Sachs juga ada yang berasal dari internal negara tersebut sendiri. Hal itu meliputi faktor georafis termasuk di dalamnya karena kondisi tanah yang kurang baik, kekurangan sungai untuk irigasi, dan juga penyakit dari daerah tropis, faktor budaya, iklim, dan faktor lainnya. Untuk faktor geografis, tentu kualitas tanah sangat penting dalam pengembangan perekonomian khususnya dalam bidang pertanian. Jika kualitas tanah yang ada kurang baik atau bahkan buruk tentu hasil yang dicapai dari sektor tersebut akan sangat minim yang tentu cenderung tidak efektif dalam pengembangannya. Seperti kita tahu bahwa sektor pertanian merupakan salah satu sektor utama dalam pengembangan ekonomi suatu negara. Kemampuan para petani dalam mengelola sistem irigasi dari lahan pertaniannya juga berpengaruh pada proses pengembangan pertanian itu. Faktor lain yakni faktor budaya suatu negara dalam pembuatan kebijakan juga menentukan perkembangan negara tersebut. Budaya itu bisa mengkonstruksi cara pemikiran para penguasa dalam menentukan kebijakannya. Hal ini bisa saja menguntungkan bagi rakyat hanya jika pemimpin mereka benar-benar dapat mencakup kepentingan secara keseluruhan bukan hanya pada kepentingan pihak tertentu.
Seperti juga permasalahan dalam negara maju seperti Amerika yang menurut banyak pengamat dalam Senatnya banyak dipengaruhi oleh kaum-kaum kaya yang tentunya memungkinkan aturan yang dibuat banyak menguntungkan kaum tersebut. Selain itu juga banyak usaha pengembangan perekonomian yang sudah mulai dimasuki atau dipengaruhi oleh kepentingan-kepentingan politik dari pihak-pihak tertentu. Hal ini tentu sangat ironis mengingat mereka yang memiliki otoritas tersebut adalah orang-orang yang memiliki tanggung jawab atas rakyat negaranya. Jika hal ini terus dilakukan maka Amerika akan mendapat masalah yang besar yakni permasalahan ekonomi yang bisa juga berujung pada kegagalan ekonomi yang serius. Jika kepentingan politik yang memainkan aturan di pengembangan ekonomi, maka yang terjadi adalah tidak lebih dari sebuah skenario yang dibuat untuk menguntungkan pihak tertentu. Di Amerika sendiri telah banyak isu yang beredar dalam masyarakat akan rasa khawatir masyarakat tentang kondisi perekonomian di Amerika yang ditakutkan akan mengalami sebuah keterpurukan jika semakin lama banyak kepentingan politik yang menyetir sistem perekonomian disana. Hal itu dikarenakan melihat pengalaman yang terjadi pada perekonomian Irak yang dijalankan oleh Amerika setelah invasi yang dilakukan pada tahun 2003 dimana sistem perekonomian tersebut dirombak total oleh Amerika dengan membuka jalan bagi pasar bebas. Banyak perusahaan yang dulunya milik negara diambil alih oleh pihak swasta. Sangat riskan melihat perekonomian mereka yang kini kacau karena hal tersebut. Tentu itu menjadi salah satu kekhawatiran bagi sejumlah warga Amerika. Jika perekonomian Amerika bisa kacau seperti itu pada suatu saat nanti.
Mengapa suatu negara bisa gagal juga bisa dikarenakan adanya perbedaan sistem politik dan ekonomi masing-masing negara. Politik pasar yang berkembang saat ini adalah isu tentang pasar bebas. Mungkin bagi sebagian negara sistem pasar seperti ini dirasa menguntungkan bagi negara yang memiliki kapabilitas perekonomian yang baik, lain halnya dengan negara yang masih berkembang yang masih dalam usaha memajukan perekonomiannya, jika dihadapkan pada pasar bebas tentu akan sangat merugikan mereka. Sebagai contoh Indonesia, jika pasar bebas diterapkan juga di Indonesia maka yang terjadi adalah usaha-usaha kecil menengah yang ada akan kalah bersaing dengan produk asing yang biasanya lebih berkualitas dan juga lebih murah tentunya karena ditiadakannya pajak untuk bea ekspor impor. Hal seperti itu merupakan salah satu ciri dari kapitalisme yang menguntungkan mereka yang kuat dan semakin melemahkan mereka yang lemah. Dalam sistem ini setiap individu bertanggung jawab atas perekonomian mereka sendiri. Namun dari adanya sistem ini juga ada sisi positifnya yakni memacu usaha dari setiap negara untuk mengembangkan produk-produknya untuk ikut bersaing dengan produk asing yang sudah terlebih dahulu memiliki nama besar. Oleh karena itu jika usaha yang dilakukan oleh para produsen ini tidak mendapat dukungan dari pemerintah sebagai pembuat kebijakan, maka bukan tidak mungkin negara kita bisa terpuruk karena kalah bersaing dalam pasar bebas, dan mungkin saja dampak terburuk yang bisa didapat yakni keterpurukan berbagai sektor khususnya ekonomi dapat dimungknkan terjadi bila system yang ada tetap seperti itu.
Adanya negara yang sukses dan juga negara yang gagal hanya tergantung bagaimana negara tersebut mengurus rumah tangga mereka sendiri. Jika pilihan yang diambil tepat maka keberhasilan negara tersebut akan mengekor dibelakangnya. Secara teori memang seperti itu, tapi dalam kenyataan tidak selalu sama dengan teori yang ada. Seringkali apa yang diprediksikan tidak sesuai kenyataan yang terjadi. Untuk itu kebijakan suatu negara harus menjadi tanggung jawab yang serius bagi para pembuat keputusan dalam negara, dimana sangat penting untuk memikirkan dampak dari kebijakan yang akan dibuat baik dari sisi positif maupun sisi negatif. Dalam sistem hubungan internasional saja negara dalam membuat kebijakan luar negerinya memiliki prinsip jika salah satu negara mendapat keuntungan maka yang lain tidak hanya tidak mendapat apa-apa tetapai dapat juga dikatakan rugi. Oleh karena itu kebijakan yang baik akan menguntungkan negara itu, sebaliknya jika kebijakan tidak dipertimbangkan dengan seksama maka bukan tidak mungkin akan mendatangkan kerugian bagi negara tersebut.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar