Rabu, 16 Mei 2012

ARE WE HEADED FOR A COLD WAR WITH CHINA ?



Perang dingin adalah sebutan untuk sebuah periode dimana terjadi konflik, ketegangan, dan kompetisi antara Amerika Serikat (beserta sekutunya disebut Blok Barat) dan Uni Soviet (beserta sekutunya disebut Blok Timur) tang terjadi antara tahun 1947-1991. Persaingan keduanya terjadi di berbagai bidang yakni koalisi militer, ideologi, psikologi, militer, industri, dan perkembangan teknologi, pertahanan, perlombaan nuklir dan persenjataan, dan sebagainya. Ditakutkan bahwa perang ini akan berakhir dengan perang nuklir, yang akhirnya tidak terjadi.  Perang dingin merupakan perang yang terjadi tanpa adanya kontak langsung antara dua pihak yang bertikai, khusunya kontak dalam militer. Yang lebih banyak terjadi adalah penyebaran paham ataupun ideologi dari dua pihak yang bertikai. Perang itu hanya bersifat menggertak dan tidak sampai terjadi perang terbuka yang mengerahkan kekuatan secara terbuka antara Blok barat dan Blok timur. Isu utama yang berkembang pada saat itu adalah isu-isu tentang militer dan pertahanan, dan yang paling menyita perhatian adalah perlombaan nuklir yang dilakukan Amerika Serikat dan Uni Soviet. Memang perang dingin telah berakhir dengan ditandai oleh runtuhnya Uni Soviet yang terpecah belah menjadi banyak negara dan berdirinya Amerika Serikat sebagai negara adidaya yang hampir bisa dikatakan mampu menguasai dunia internasional. Perang dingin sangat dimungkinkan untuk terjadi mengingat persaingan di dunia internasional semakin keta antara negara-negara besar dan aspek yang menjadi bahan persaingan pun lebih berkembang, tidak hanya menonjolkan pada militer dan pertahanan, tapi lebih pada banyak aspek seperti ekonomi, kebudayaan, dan lain sebagainya. Bidang ekonomi bisa dikatakan sebagai sektor yang tingkat persaingannya sangat tinggi khususnya antara negara-negara industri besar seperti Amerika Serikat dan China.
Dalam dunia internasional keduanya menjadi dua negara yang banyak menguasai pasar perdagangan internasional. China mengalami kemajuan ekonomi dilatar belakangi oleh banyak faktor. Salah satu faktornya adalah reformasi pendidikan yang dilakukan China sejak 18 tahun lalu yang beribas pada kemajuan pendidikan dan teknologi di China. Faktor lain adalah pemerintah China telah melakukan pembangunan yang berbasis pedesaan, dimana sumberdaya dan modal dikerahkan untuk kemajuan seluruh desa dengan menjadikan desa-desa tersebut sebagai desa industri yang memiliki spesialisasi tertentu. Sehingga dalam konteks arus FDI (Foreign Direct Invesment) yang masuk para investor diuntungkan dengan adanya spesialisasi yang ada untuk menekan biaya produksi sehingga FDI yang masuk di China selalu meningkat setiap tahunnya. Dalam prakteknya aliran investasi langsung yang berasal dari luar negeri selalu tertuju pada negara yang memiliki kelebihan yaitu dalam segi politik negara. Tujuan FDI memiliki hukum atau kebijakan pemerintah yang mendukung adanya FDI dan jaminan bahwa FDI yang mereka tanamkan akan menghasilkan keuntungan yang tinggi bagi mereka. Amerika Serikat juga memiliki pertumbuhan ekonomi yang sangat pesat sehingga dia bisa menjadi negara adidaya yang sangat berpengaruh dalam dunia internasional. Amerika memiliki politik yang sangat bagus, dia menggunakan pengaruhnya pada negara-negara yang menjadi konsumen atau memiliki ketergantungan padanya untuk mengikuti kepentingan Amerika itu sendiri. Hal tersebut dapat dilihat seperti cara Amerika mengintervensi negara-nagara untuk mendukung Amerika dalam invansinya ke Irak dengan alasan bahwa Irak memproduksi senjata pemusnah massal yang membahayakan perdamaian dunia padahal dibalik itu Amerika memiliki maksud lain untuk mengambil minyak dari Irak. Amerika Serikat dan China merupakan dua negara dengan pertumbuhan ekonomi yang pesat. Dua negara tersebut menjalin kerjasama bilateral dam hal perdagangan. China sangat terkenal dengan produknya yang jauh lebih murah dibanding barang buatan barat termasuk Amerika Serikat. Secara logika China sebagai negara dengan umur yang masih muda tentu menjadi salah satu ancaman bagi hegemoni Amerika Serikat dalam perdagangan dunia. Meskipun mereka memang telah menjalin kerjasama, namun antara keduanya sering terlibat selisih paham dan banyak muncul kecurigaan keduanya dengan maksud lain dari masing-masing pihak dalam bekerjasama. Perang dingin yang pernah terjadi antara Amerika Serikat dan sekutunya melawan Uni Soviet dan sekutunya bukan tidak mungkin unruk terjadi lagi namun dalam aspek pertikaian yang berbeda. Bila Amerika Serikat dan Uni Soviet dulu lebih fokus pada aspek militer dan pertahanan, maka Amerika Serikat dan China lebih pada aspek ekonomi. Perang dingin memang sangat dimungkinkan terjadi. Seperti kita tahu China tidak lebih terfokus pada bidang militernya dan lebih pada ekonominya sehingga yang menjadi ancaman bagi Amerika adalah pertumbuhan ekonomi yang pesat dari China yang mampu menjadi pesaing kuat Amerika dan sangat dimungkinkan bagi China untuk mengambil atau menguasai pasar internasional. Tidak bisa dipungkiri banyak negara yang berketergentungan dengan China, termasuk juga Indonesia. Hampir seluruh model barang [roduksi banyak diimpor dari China mulai dari barang yang besar seperti alat-alat elektronik sampai pada barang-barang kecil seperti sendok, bahkan mainan anak-anak. Hal itu menunjukkan betapa China telah menjadi negara industri yang sangat dibutuhkan oleh banyak negara. Amerika merasa bahwa China bisa mengambil alih posisinya sebagai negara yang memberikan ketergantungan suatu negara pada dirinya, yang tentu akan berimbas pada berkurangnya kepentingan yang bisa ditanamkan oleh Amerika Serikat dalam dunia internasional. Amerika mampu memberikan ancaman pada China seperti saat melawan Uni Soviet. Namun China juga bisa memberikan ancaman pada Amerika dengan terus mendukung perdagangan bebas karena barang yang diekspor China akan jauh menjadi lebih murah karena tidak dikenakan pajak bagi negara pengimpor. Dari itu bisa jadi produk dari barat hanya bisa dijangkau oleh kalangan menengah ke atas dan selebihnya akan dikuasai China. Perang dingin kedua sangat mungkin terjadi antara keduanya. Amerika juga secara terselubung menanamkan paham demokrasinya yang saat ini memeang telah menjadi bagian dari China. Perkembangan demokrasi di China cukup pesat dari waktu ke waktu.
Pertumbuhan ekonomi yang terjadi pada dua negara yakni Amerika Serikat dan China memberikan banyak pengaruh pada dunia karena keduanya merupakan salah satu negara industri terbesar di dunia. Mereka bisa memberikan kemudahan dan kebutuhan yang dibutuhkan negara lain yang negara itu tidak sanggup untuk memproduksinya. Namun dari perkembangan keduanya, dikhawatirnya bisa terjadi persaingan yang bisa berujung pada konflik. Kemungkinan yang ada adalah terjadinya perang dingin atau perang urat saraf antara keduanya karena persaingan yang sangat ketat dan munculnya kecurigaan antara mereka dalam kerjasamanya yang dapat mengikis kepercayaan keduanya. Perselisihan dapat diminimalisir dengan terus meningkatkan dan menjaga komunikasi antara keduanya. Hal itu tentu akan berpengaruh pada hubungan bilateral keduanya dan meminimalisir terjadinya perselisihan yang berujung konflik antara Amerika Serikat dan China.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar