Dalam studi hubungan
internasional banyak terdapat kegiatan diplomasi dan negosiasi, khususnya
negosiasi dan diplomasi antarbangsa. Secara spesifik jika membahas tentang
diplomasi, maka banyak sekali faktor-faktor yang mempengaruhi terjadinya dan
juga hal-hal yang berkaitan dengan diplomasi tersebut, salah satunya politik
domestik suatu negara. keadaan politik dalam negeri suatu negara tentu memiliki
pengaruh terhadap tuntutan diplomasi dan kebijakan luar negeri yang diambil.
Meskipun belum terdapat teori yang menyatakan dengan jelasketerkaitan keduanya,
namun Putnam dalam tulisannya dapat menjelaskan keterkaitan politik domestik
dan diplomasi melalui pendekatan two-level
games yang menyatakan bahwa situasi politik dalam proses negosiasi mengandung dua tingkatan yakni
tingkatan nasional dan tingkatan internasional. Di tingkatan nasional yakni
terdapat kelompok dalam negeri yang terus menekan kepentingannya pada
pemerintah agar kebijakan yang dikeluarkan sesuai dengan keinginannya dan
politisi membina hubungan baik untuk tujuan
kekuasaan, sedangkan tingkatan internasional menyatakan bahwa pemerintah
nasional berusaha memaksimalkan kekuatan untuk memenuhi permintaan dalam negeri
dan berusaha menghindari konsekuensi yang merugikan negara. Hal ini berarti
bahwa tidak hanya kondisi internasional, tetapi kondisi domestik suatu negara
juga menjadi bahan pertimbangan dalam berdiplomasi.
Pendekatan
two-level games sangat mengedepankan
kepentingan domestik pada sebuah diplomasi, menyebutkan bahwa setiap kegiatan
diplomasi yang dilakukan negara harus merujuk pada kepentingan domestik negara
tersebut. Hubungan erat antara kepentingan internasional dan domestik menjadi
fokus. Politik domestik dan hubungan internasional tidak dapat dipisahkan
karena keduanya menjadi satu kesatuan yang saling melengkapi. Dalam melakukan
hubungan internasional, negara juga tentu memikirkan kondisi politik
domestiknya, begitupun sebaliknya.
Dalam
melakukan diplomasi tentu terdapat untung dan rugi yang akan didapat. Karena
itu muncul istilah “win-sets” yakni
sebuah titik temu atau bisa dikatakan sebagai kemungkinan kesepakatan itu
disepakati. Win-sets dijadikan
sebagai goal dari diplomasi. Negosiator dan juga diplomat dalam melakukan diplomasi
harus dapat memikirkan kemungkinan untung dan meminimalisir terjadinya
kerugian, usaha yang paling rasional adalah dengan adanya take and give dimana ketika kita mengambil atau bisa dikatakan
mendapat keuntungan, tentu ada konsekuensi yang harus dibayar. Terkadang
terjadi perbedaan kepentingan pada level nasional dan internasional karena
belum tentu kepentingan nasional selaras dengan apa yang ada dalam sistem
internasional. Para diplomat yang melakukan diplomasi kemudian kembali ke
negara asalnya untuk melaporkan hasil perundingannya pada pihak yang
bersangkutan, khususnya pada eksekutif negara tersebut. Jika hasil diplomasi
tersebut sesuai dengan kepentingan nasional yang di kehendaki, maka langkah
selanjutnya adalah dilakukan ratifikasi terhadap hasil diplomasi tersebut. Jika
berkaca dari sejarah, salah satu kejadian yang menunjukkan bagaimana politik
domestik dan hubungan internasional sangat terkait adalah kebijakan yang
mempengaruhi politik domestic dari konferensi internal negara-negara industry
maju dunia yang tergabung dalam
perkumpulan group of 7 (G7) yakni Amerika Serikat, Inggris, Kanada,
Jepang, Jerman, Prancis, dan Italia. Dalam konferensi itu menjadi kesempatan
bagi anggota untuk saling memberi dorongan satu sama lain dalam memutuskan
kebijakan-kebijakan ekonomi disaat ekonomi dunia sedang mengalami krisis yang
serius. Konferensi tersebut memberikan pengaruh pada kebijakan domestic dan
juga kebijakan luar negeri negara-negara anggota G7, tapi bukan hanya untuk
anggota G7, tetapi juga negara-negara lain karena negara anggota G7
merupakan negara maju yang sangat
berpengaruh di dunia. Jadi, dapat disimpulkan bahwa hubungan antara politik
domestik dan diplomasi sangat erat erat hubungannya dan dapat dikatakan sebagai
kesatuan yang saling melengkapi untuk mencapai kepentingan nasional dalam
kancah internasional serta terus menanamkan andil dengan berdiplomasi dengan
negara lain. kegiatan diplomasi yang dilakukan pun menggunakan pendekatan two-level games agar tercapai
kepentingan negara dan juga harus dapat menerima konsekuensi atas apa yang
didapat karena selalu ada posisi win-sets
dalam sebuah proses diplomasi.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar